
Energi Arus Laut Indonesia 2025: Menyalakan Masa Depan Laut lewat Arus Laut & Teknologi Kinetic
Energi Arus Laut Indonesia 2025: Menyalakan Masa Depan Laut lewat Arus Laut & Teknologi Kinetic
Pendahuluan
Ketika dunia semakin mencari sumber energi terbarukan baru, energi arus laut (ocean current / tidal stream) muncul sebagai kandidat penting: lebih stabil dibanding gelombang, lebih prediktabel dibanding sebagian besar sumber terbarukan lainnya. Di Indonesia, pengembangan energi arus laut Indonesia 2025 mulai mendapat perhatian setelah proyek pembangkit arus laut (ocean current power plant) senilai US$220 juta diumumkan, dengan kapasitas awal 40 MW. https://indonesiabusinesspost.com/
Energi arus laut menyedot perhatian karena arus laut besar seperti Indonesian Throughflow (ITF) melewati nusantara—arus antar lautan dari Pasifik ke Samudra Hindia — yang bisa menjadi “jalur konstan” energi laut. Wikipedia+1 Namun, menciptakan teknologi dan sistem yang mampu memanen energi arus laut secara efisien menghadapi tantangan teknis, biaya, regulasi, dan lingkungan.
Artikel ini akan membahas potensi terbaru energi arus laut Indonesia, teknologi turbin arus laut, proyek pilot, hambatan & solusi, strategi integrasi ke sistem energi nasional, serta proyeksi ke depan.
1. Potensi Arus Laut di Nusantara & Proyeksi Energi Kinetik
1.1 Arus Laut & Indonesia Throughflow (ITF)
Arus laut utama yang menjadi sorotan Indonesia adalah Indonesian Throughflow (ITF) — aliran air hangat dari Samudra Pasifik yang melewati perairan Indonesia lalu ke Samudra Hindia. Arus ini bersifat konstan dan berpotensi sebagai “jalur energi basal”. Wikipedia
Dalam studi Techno-economic analysis of floating ocean current power disebutkan bahwa potensi energi arus laut di Indonesia bisa mencapai sekitar 17,8 GW berdasarkan kecepatan arus dan karakteristik lokasi tertentu. ScienceDirect
1.2 Survei Potensi Arus Laut & Model Energi Laut
Riset “Development of Ocean Renewable Energy Model in Indonesia” mencatat beberapa titik seperti Selat Lombok dan laut Maluku memiliki potensi arus laut tinggi, dengan daya kinetik mencapai 1.035 W (Lombok Strait) dan 1.536 W (laut Maluku). Vlaams Instituut voor de Zee
Survei dan pemodelan juga menunjukkan bahwa arus laut sering lebih stabil dari gelombang, terutama di selat-selat dan alur laut sempit antar pulau, yang cocok untuk turbin arus laut. Vlaams Instituut voor de Zee+1
1.3 Kapasitas Teoritis vs Realistis
Menurut dokumen Ocean Renewable Energy in Indonesia (BRIN), energi laut Indonesia (termasuk arus, pasang surut, gelombang, OTEC) memiliki potensi teoretis ~288 GW dan potensi teknis antara 18–72 GW. Penerbit BRIN
Namun, harus dipahami bahwa potensi teoretis jauh lebih tinggi dibanding yang bisa diekstraksi secara teknis atau ekonomis. Potensi arus laut di 17,8 GW adalah estimasi dari wilayah yang layak teknis, bukan seluruh laut Indonesia. ScienceDirect
2. Teknologi & Turbin Arus Laut yang Relevan
Agar energi arus laut bisa dipanen efektif, berikut jenis teknologi turbin arus laut dan karakteristiknya.
2.1 Turbin Arus Laut (Tidal / Current Turbine)
Turbin arus laut mirip turbin angin, tapi dipasang di dasar laut atau struktur terapung, memanfaatkan aliran air yang lewat untuk memutar baling. Terdapat dua jenis utama:
-
Turbin Arah Tetap (Horizontal Axis Turbine): baling horisontal, langsung berputar saat aliran melewati, direkomendasikan di alur arus yang stabil
-
Turbin Arah Vertikal (Vertical Axis Turbine): lebih fleksibel arah alirannya dan cocok untuk kondisi arus kompleks
Contoh proyek: HydroWing sedang merencanakan proyek pasang arus laut 10 MW di Nusa Tenggara menggunakan turbin “multi-rotor” dengan struktur gravitasi permanen yang ditekan ke dasar laut. Factor This™
2.2 Platform Terapung & Sistem Apungan
Daripada menempel ke dasar laut, beberapa turbin dihubungkan ke platform terapung (floating current turbines). Sistem ini lebih fleksibel di kedalaman laut yang besar, tetapi membutuhkan sistem jangkar dan koneksi kabel dan stabilitas tinggi.
2.3 Konverter & Sistem Elektronik
Turbine menghasilkan energi mekanik yang diubah ke listrik lewat generator (sinkron / permanen magnet) dan sistem elektronika (konverter DC/AC, kontrol pitch, sistem proteksi). Dalam laut, komponen ini harus tahan korosi dan gangguan laut.
2.4 Sistem Fondasi & Struktur Laut
Turbins harus dipasang di struktur seperti jacket, monopile, atau struktur gravitasional agar kokoh di dasar laut. Material tahan karat dan proteksi terhadap biofouling penting.
2.5 Integrasi Sistem Penyimpanan & Grid
Karena arus laut relatif stabil tapi tidak selalu maksimal, sistem penyimpanan (baterai) dan integrasi ke smart grid dibutuhkan agar output listrik bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan.
3. Proyek Pilot & Inisiatif Nyata di Indonesia
Beberapa langkah awal memang sudah dilakukan, meskipun masih dalam tahap perencanaan & pilot.
3.1 Pembangkit Arus Laut 40 MW (PLTAL) – Proyek Nasional
Pada pertengahan 2025, Indonesia resmi memulai pembangunan pembangkit arus laut (PLTAL) pertama senilai US$220 juta (Rp3,57 triliun) dengan kapasitas 40 MW. Lokasi proyek berada di Nusa Tenggara, dengan dua situs masing-masing 20 MW. https://indonesiabusinesspost.com/
Proyek ini melibatkan kolaborasi internasional: SBS Indonesia (UK), NOVA Innovation (UK), dan Tidal Bridge (Belanda) bekerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia. https://indonesiabusinesspost.com/
3.2 Proyek Tidal Energy 10 MW – HydroWing & PLN
HydroWing, divisi energi arus dari Inyanga Marine Energy Group (UK), telah menjalin kesepakatan untuk proyek tidal 10 MW di Nusa Tenggara. Proyek ini akan menggunakan struktur batu permanen dan turbin multi-rotor yang bersifat dua arah (generate saat pasang & surut). Factor This™
PLN bekerjasama dengan HydroWing melakukan survei batimetri, pengukuran arus (ADCP), sampling sedimen, dan studi kelayakan jaringan interkoneksi. Factor This™
3.3 Penelitian Lokal & Model Energi Laut
Proyek riset model ORE (Ocean Renewable Energy) di Indonesia, yang mengkombinasikan arus & gelombang dengan habitat laut, telah mengidentifikasi lokasi prioritas berdasarkan data GIS & remote sensing. Vlaams Instituut voor de Zee
Tecnologi arus laut sudah disimulasikan sebagai bagian dari model energi laut yang mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem laut. Vlaams Instituut voor de Zee
4. Hambatan Utama & Risiko dalam Implementasi Energi Arus Laut
Seperti teknologi energi laut lainnya, pengembangan arus laut menghadapi sejumlah hambatan serius.
4.1 Biaya CapEx & Skala Ekonomi
Pemasangan turbin arus laut, kabel bawah laut, struktur fondasi, dan sistem transmisi memerlukan biaya besar. Karena teknologi ini masih baru di Indonesia, skala produksi belum efisien, sehingga biaya per MW tinggi.
4.2 Korosi & Keausan Laut
Komponen turbin, struktur, dan kabel di lingkungan laut terus terkena korosi, abrasi, dan rongga organisme laut. Perawatan dan desain anti-biofouling harus diperhitungkan dari awal.
4.3 Kedalaman & Arus Lokal yang Kompleks
Beberapa lokasi arus tidak hanya satu arah atau konstan — terdapat vorteks, arus silang, variasi kedalaman, dan gangguan seperti sedimen. Turbin harus dirancang untuk kondisi dinamis tersebut agar tahan lama.
4.4 Integrasi & Transmisi Listrik
Energi yang dihasilkan di laut harus dikirim ke daratan lewat kabel bawah laut dan sistem transmisi darat. Efisiensi kerugian listrik, stabilitas tegangan, dan integrasi grid merupakan tantangan teknis.
4.5 Dampak Lingkungan & Ekosistem
Struktur turbin dan aliran arus yang berubah bisa mempengaruhi migrasi ikan, plankton, dan laju sedimen. Studi dampak ekologi laut (EIA / AMDAL laut) harus dilakukan dan mitigasi diimplementasikan.
4.6 Regulasi, Izin & Koordinasi Institusi
Permohonan izin laut, zonasi maritim, studi lingkungan pantai-laut, dan koordinasi antar institusi (Kementerian Kelautan, ESDM, daerah) seringkali memakan waktu dan konflik regulasi.
4.7 Kapasitas SDM & Teknologi Lokal
Pemasangan, operasional, dan pemeliharaan turbin arus laut membutuhkan tenaga teknik spesifik (kelautan, teknik elektro, struktur laut). Kapasitas lokal masih terbatas.
5. Strategi & Rekomendasi Percepatan Energi Arus Laut 2025
Agar energi arus laut Indonesia 2025 tidak hanya wacana, diperlukan strategi konkret sebagai berikut:
-
Proyek Pilot Modular & Demonstrasi
Mulai dari skala kecil (0,5-5 MW) di lokasi arus stabil agar risiko lebih terkendali dan hasil bisa dievaluasi sebelum ekspansi. -
Pendanaan & Instrumen Keuangan Khusus
Subsidi teknologi, insentif fiskal, jaminan negara, dan skema green bond agar investor tertarik masuk ke energi laut. -
Kolaborasi Internasional & Transfer Teknologi
Kerjasama dengan perusahaan dan lembaga internasional (NOVA Innovation, HydroWing) agar teknologi arus laut dapat diadopsi dan dikembangkan lokal. -
Pemetaan Arus & Survei Data Lapangan
Investasi survei arus menggunakan ADCP, pemetaan bathimetri, dan model numerik yang kuat agar pemilihan lokasi lebih optimal. -
Desain Turbin Tahan Laut & Anti-Biofouling
Gunakan material tahan korosi, pelapis anti-ganggang, dan desain modular agar pemeliharaan lebih mudah. -
Integrasi Hybrid & Penyimpanan Energi
Padukan arus laut dengan sumber terbarukan lain (surya, angin) dan sistem baterai agar output listrik lebih stabil dan dapat digunakan darat. -
Regulasi Laut Pro-Energi & Percepatan Izin
Pemerintah harus menetapkan kebijakan zonasi arus laut, mempercepat izin laut proyek arus, dan menyederhanakan regulasi lintas lembaga. -
Pelatihan Lokal & Pusat Teknik Laut
Bangun center of excellence energi laut di universitas, lembaga riset, dan lembaga vokasi agar tenaga lokal terampil mengoperasikan proyek arus laut. -
Monitoring & Evaluasi Berbasis Data
Proyek arus laut harus dilengkapi sistem monitoring real-time untuk performa turbin, kondisi laut, dampak ekologis, dan pemeliharaan adaptif.
6. Proyeksi & Skenario Energi Arus Laut ke Masa Depan
Berikut proyeksi bagaimana energi arus laut bisa berkembang dalam dekade mendatang:
-
2025–2028: Tahap prototipe dan proyek awal (0,5–10 MW). Lokasi prioritas: Nusa Tenggara, selat sempit, jalur arus Throughflow.
-
2028–2032: Perluasan kapasitas menjadi puluhan MW. Muncul integrasi ke grid lokal dan hybrid dengan surya atau baterai.
-
2032–2035: Skala komersial, kapasitas ratusan MW di lokasi arus strategis ITF, kontribusi ke jaringan nasional dan suplai listrik pulau terpencil.
Jika investasi dan regulasi optimal, energi arus laut bisa menjadi komponen stabil dalam mix energi terbarukan Indonesia.
Penutup
Energi arus laut Indonesia 2025 adalah peluang strategis yang menggabungkan kestabilan arus laut, lokasi geografis, dan kolaborasi teknologi modern. Meskipun tantangan besar ada di hadapan kita — dari biaya, korosi, regulasi, hingga kapasitas lokal — langkah nyata seperti PLTAL 40 MW dan proyek HydroWing memberi sinyal bahwa era energi arus laut dalam negeri tidak lagi sekadar mimpi.
Dengan pendekatan pilot, teknologi adaptif, regulasi proaktif, serta dukungan keuangan dan pelatihan lokal, energi arus laut memiliki potensi untuk menjadi salah satu tulang punggung energi bersih Indonesia. Mari kita dorong bersama agar arus laut di nusantara bisa berfungsi sebagai arus kemajuan energi nasional.